Peringatan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW kali
ini diselimuti duka mendalam akibat tindak kekerasan dan terorisme yang menimpa
umat Islam ketika sedang melaksanakan shalat Jumat di masjid di Rawda, Sinai
Utara, Mesir. Karena itu, pesan damai dan harmoni dalam Maulid Nabi SAW sangat
penting dikontekstualisasikan dengan nalar kebangsaan, kebinekaan, persatuan,
dan keutuhan NKRI.
Ketika peringatan maulid dicetuskan dan digelorakan
Shalahuddin al-Ayyubi, tujuan utamanya adalah harmonisasi dan integrasi umat,
demi terwujudnya perdamaian dunia dan kejayaan peradaban Islam yang bervisi
kemanusiaan. Saat kelahiran Nabi SAW, yang dikenal dengan Tahun Gajah, tindak
konfrontatif dan agresif terjadi, dilakukan oleh tentara gajah yang dipimpin
Raja Abrahah. Namun, dengan nalar harmoni, kakek Nabi, Abdul Mutallib,
menghadapinya dengan damai dan secara dialogis. Peristiwa Maulid Nabi SAW pada
Tahun Gajah sangat sarat pesan perdamaian kepada pasukan yang hendak
menghancurkan rumah suci, Ka’bah. Nalar damai dan harmoni yang ditawarkan Abdul
Mutallib itu sesungguhnya menyediakan ruang kebajikan dan kerendahhatian dengan
tidak melampiaskan kedengkian dengan tindak kekerasan. Kesuksesan Nabi SAW
mengubah masyarakat jahiliyah yang dikenal keras kepala dan berkultur kekerasan
menjadi masyarakat madani yang beradab, antara lain, karena visi dakwah dan
pendidikannya damai, tidak berorientasi kekerasan. Nabi SAW sendiri digelari
sebagai nabiyyu ar-rahmah wa Rasul as-Salam (Nabi sang pembawa ajaran
kasih sayang, dan utusan Allah penyeru perdamaian). Pesan perdamaian yang
dibawa Nabi sejatinya kunci pembuka surga Allah, kampung akhirat yang penuh
damai. Pesan damai Maulid Nabi SAW adalah pesan universal dan aktual yang
penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pesan damai, harmoni, dan integrasi dari Maulid Nabi SAW tersebut sangat
penting diaktualisasikan dalam kehidupan kebangsaan dan keumatan dewasa ini. Kemerdekaan
dan persatuan bangsa ini dapat diraih dengan perjuangan dan pengorbanan jiwa
dan raga warga bangsa yang mayoritas Muslim dengan sangat mahal. Karena itu,
NKRI sebagai negeri perjanjian dan pembuktian aktualisasi pesan damai, harmoni,
dan integrasi harus dijaga dan dipertahankan. Pembuktian pesan damai itu harus
dimulai dengan penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap siapapun yang
bertindak intoleran, kekerasan, teror, dan mengancam ideologi negara dan NKRI.
Untuk membaca artikel selengkapnya bisa diakses di :
0 komentar:
Post a Comment